Kamis, 10 Desember 2009

Kandungan Hormon Stress Cortisol Rambut Mumi Peru Kuno



Sebuah studi baru memukan dalam jumlah tinggi hormon stres pada rambut mumi Peru (Peruvian Mummy) yang hidup antara 550M dan 1532M. Tingginya kadar hormon stres yaitu cortisol yang tetap ditemukan di rambut manusia kuno menunjukkan bahwa orang-orang di masa lalu sangat tertekan.

Hasil studi diterbitkan Journal of Archaeological Science, untuk pertama kali mendeteksi hormon stres cortisol dalam rambut kuno. Cortisol adalah respons terhadap ancaman nyata dan dirasakan. Setelah diciptakan, hormon ini menyebar ke hampir setiap bagian tubuh, termasuk darah, air liur, urin, dan rambut. Temuan ini dapat menentukan tidak hanya bagaimana orang-orang kuno berperilaku, tetapi juga bagaimana perasaan mereka.

"Dikombinasikan dengan rekonstruksi arkeologis, antropologis, dan bioarkeologis dapat untuk memahami stres, kesehatan, dan kesejahteraan. Penelitian seperti ini secara signifikan memperkaya kemampuan kita dalam rekonstruksi sejarah kehidupan kuno dan melacak pengalaman individual orang yang meninggal ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu," kata Emily Webb.

Webb, antropolog dari University of Western Ontario bersama timnya mengukur tingkat Cortisol rambut pada 10 individu yang dimakamkan di lima lokasi berbeda di Peru yaitu Cajamarquilla, Leymebamba, Puruchuco, Tucume, dan Nazca. Para peneliti juga menemukan hormon stres rambut dari penduduk Nubian Mesir kuno, tapi warga Peru menjadi fokus kajian ini.

Para peneliti dapat melacak tingkat stres sampai 27 bulan sebelum orang meninggal. Tepat sebelum kematian, tingkat stres mereka diduga tinggi. Tapi sebelum kematian mereka, beberapa orang tiba-tiba mengalami kenaikan dan penurunan Cortisol yang dapat disebabkan oleh berbagai alasan, mungkin karena "ketersediaan pangan, kondisi kekeringan, dan gizi," bersama dengan reaksi nyata ancaman fisik atau integritas sosial yaitu kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Sementara tingkat stres penduduk Peru pada abad pertengahan ini lebih tinggi daripada tingkat rata-rata yang diukur pada manusia masa kini.

Temuan ini dapat menjelaskan mengapa pengerasan pembuluh darah (atherosclerosis) yang terkait dengan stres dan faktor risiko lain ditemukan pada masyarakat kuno. Sebelumnya ditemukan atherosclerosis pada mumi mesir 3.500 tahun yang lalu. Atherosclerosis tertinggi pada Lady Rai, seorang pengasuh untuk Ratu Ahmose Nefertiti. Lady Rai meninggal antara usia 30 hingga 40 sekitar 1530 SM. Webb berharap mengetahui apa yang mungkin menyebabkan stres pada masyarakat Peru kuno. Ini karena nitrogen dan karbon isotop hadir dalam rekonstruksi rambut pada pola makan kuno serta beberapa fisiologis dan metabolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar